Korespondensi
berasal dari kata Correspondence
(Inggris) atau Correspondentie
(Belanda) yang berarti suatu kegiatan atau hubungan yang terjadi antara
pihak-pihak terkait yang dilakukan dengan saling berkiriman surat.
Hubungan
pihak-pihak yang terkait dalam bisnis biasanya bersifat resmi dan dilakukan
dengan surat-menyurat. Oleh karena itu, korespondensi juga diartikan sebagai
surat-menyurat.
Korespondensi
dalam suatu kantor, instansi, atau organisasi dibagi menjadi dua,
yakni:
1.
Korespondensi
Eksteren
Korespondensi
eksteren, yaitu hubungan surat-menyurat yang dilakukan oleh kantor atau
bagian-bagiannya dengan pihak luar.
2.
Korespondensi
Interen
Korespondensi
Interen, yaitu hubungan surat-menyurat yang dilakukan oleh orang-orang dalam
suatu kantor, termasuk hubungan antara kantor pusat dengan kantor
cabang.
Koresponden
adalah orang yang berhak atau mempunyai wewenang untuk menandatangani surat,
baik atas nama perorangan maupun kantor atau organisasi.
B.
DASAR-DASAR
KORESPODENSI BISNIS
Korespodensi
bisnis merupakan suatu kegiatan korespondensi yang dilakukan dalam dunia bisnis,
baik dalam bentuk dalam surat, memo, agenda proposal, maupun laporan
bisnis.
Surat merupakan
sarana komunikasi tertulis yang disampaikan oleh suatu pihak kepada pihak lain
dengan menggunakan media tertentu. Salah satu hal yang membedakan surat biasa
dengan surat bisnis adalah tujuan penulisanya.
Surat
berorientasi pada kegiatan bisnis maupun gaya bahasa digunakanya. Dalam
perkembangnya, seseorang dapat menulis dan mengirimkan surat dengan secarik
kertas maupun elektronik(email).
C.
BAHASA
KORESPONDENSI BISNIS
Korespondensi
bisnis atau surat-menyurat bisnis memiliki bahasa tersendiri yaitu bahasa
korespondensi bisnis. Ciri-ciri bahasa korespondensi bisnis adalah jelas, lugas
dan menarik serta santun.
1.
Jelas
Pengertian
jelas disini adalah mudah dimengerti dan bebas dari kemungkinan salah tafsir.
Dalam korespondensi bisnis, dituntut kecermatan dalam pilihan kata, keutuhan
kalimat dan penggunaan tanda baca.
2.
Lugas
Maksud
lugas ialah hemat. Hemat berarti ekonomis dalam menggunakan kata, tetapi dengan
cakupan makna yang lengkap.
3.
Menarik
Dan Santun
Bahasa
yang menarik tidak harus indah seperti bahasa yang digunakan dalam syair. Bahasa
menarik disini ialah bahasa yang hidup dan santu, menghindari pengulangan kata
yang menjemukan dan mampu membangkitkan minat pembaca.
D.
PERANAN
KORESPONDENSI DALAM BISNIS
Korespondensi
dalam bisnis memiliki peranan sebagai berikut:
1.
Menciptakan
Surat Yang Baik Dan Jelas
Dalam
kehidupan sehari-hari, kesalahan dalam penulisann berbagai surat masih banyak
terjadi. Misalnya, susunan kalimat tidak lengkap, berbelit-belit, tanda baca
tidak benar, tata bahasa tidak teratur, dan salah mengadopsi bentuk dan model
surat. Kesalahan tersebut disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya:
a.
Tidak
ada pengarahan dan pengendalianmengenai cara menulis surat yang baik, baik
dilingkungan keluarga dan organisasi, dan
b.
Masyarakat
sendiri terlalu mudah memaafkan kesalahan dalam penulisan surat.
Kegiatan
korespondensi secara tidak langsung merupakan proses pembelajaran dalam
menciptakan surat yang baik, jelas, dan tepat.
2.
Menciptakan
Kerja Sama Yang Baik
Perusahan
tidak dapat mencapai tujuan tanpa bekerja sama dengan pihak lain. Agar bisa
bekerja sama dengan pihak lain, perusahan perlu menjaga komunikasi dengan baik.
Pihak lain akan mendukung terciptanya kerja sama yang baik.
3.
Menyebarkan
Kegiatan
Tidak
semua orang dalam perusahaan secara otomatis mengetahui kegiatan yang terjadi
anatara perusahaan denngan pihak luar. Korespondensi memegang peranan penting
dalam menyebarkan.
E.
PIHAK-PIHAK
YANG TERLIBAT DALAM KORESPONDENSI
Pada
umumnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan korespondensi
adalah:
1.
Koresponden,
yaitu orang atau orang atau pihak yang berkirim surat dan atau yang
menandatangan surat.
2.
Redaktur,
yaitu orang yang menyusun naskah surat.
3.
Sekretaris,
yaitu orang yang membantu pemimpin dalam kegiatan korespondensi.
4.
Juru
ketik, yaitu orang yang membantu memproduksi surat-surat.
5.
Register
,yaitu orang yang melakukan aktivitas tata usaha atau administrasi surat-surat
yang meliputi pemberian nomor surat, pencatatan surat keluar dann surat masuk,
serta menangani pengarsipan surat-surat (filling system).
6.
Kurir,
yaitu orang atau pihak yang mmenyampaikan surat kepada penerima.
F.
PENTINGNYA
KORESPONDENSI BISNIS
Beberapa survey
mengenai transaksi bisnis internasional menjelaskan bahwa sekitar 80% kegiatan
komunikasi & Interaksi bisnis ekspor-impor biasanya dilakukan melalui
korespondensi (surat menyurat) terutama melalui sarana teleks, faxcimili dan
terutama sekali lewat e-mail. Sedangkan sisanya biasanya dilakukan melalui
negosiasi tatap muka langsung face to face negotiation. Hal ini berarti bahwa
korespondensi memegang peranan yang amat penting dalam perdagangan international
pada umumnya.
Hasil negosiasi
tatap muka face to face negotiation pada akhirnya juga akan dirumuskan dan
didokumentasikan dalam bentuk surat menyurat atau korespondensi. Karena hasil
pertemuan tatap muka dari kedua belah pihak yang bernegosiasi akan dituangkan
dalam bentuk catatan notulen atau minutes. Notulen sebagai catatan tertulis
tersebut biasanya akan diparaf (diberi initial) dari masing-masing pihak yang
bernegosiasi, sebagai tanda kesepakatan sementara.
Dengan demikian
jelaslah bahwa kendatipun suatu transaksi dilakukan dengan cara tatap muka, pada
akhirnya tetap akan dirumuskan dalam bentuk tertulis, atau dalam bentuk dokumen
surat menyurat. Maka cara apapun yang dipakai dalam transaksi apakah melalui
korespondensi atau negosiasi tatap muka, pada akhirnya korespondensi tetap akan
memegang peranan yang terpenting, sebab tanpa adanya korespondensi baik melalui
media surat biasa, teleks, faksimili, email, dll maka suatu transaksi
perdagangan khususnya ekspor-impor rasanya mustahil dapat
dilaksanakan.
1.
Korespondensi
dan Citra Baik (Favourable Image)
Pada prakteknya
hampir sebagian besar relasi bisnis kita bisa jadi hanya mengenal perusahaan
kita melalui surat-surat (brosur, leaflet, price list) yang telah kita kirimkan.
Mereka tidak menganal kita secara pribadi atau personal. Oleh karena itu, desain
bentuk dan isi surat mulai dari kop surat, isi surat dan bahasa yang digunakan
akan menjadi cerminan awal dari eksistensi perusahaan kita.
Citra perusahaan
pada tahap awal perkenalan mungkin sekilas hanya diwakili oleh bentuk sampul
amplop ataupun kop suratnya, oleh karena itu desain amplop maupun kop surat
perlu dibuat dengan desain yang anggun dan indah yang dapat memberikan informasi
dasar mengenai perusahaan, terutama yang dapat menunjukkan sejauh mana
integritas dan bonafiditas perusahaan.
2.
Korespondensi
dan Reputasi (Good Reputation)
Apabila
perusahaan kita telah mendapatkan pesanan pertama (first order = trial order)
maka hal ini berarti kita mulai memasuki tahap yang amat penting dalam kehidupan
usaha bisnis tersebut.
Pesanan pertama
merupakan ujian atas bonafiditas perusahaan, dan salah satu ukuran yang dapat
dipakai adalah apakah perusahaan dapat memegang komitmen, khususnya tentang
tepat mutu dan tepat waktu.
3.
Korespondensi
dan Kepercayaan (Reliability)
Citra yang baik
muncul dari penampilan lahir yang baik, sedangkan reputasi yang baik akan
terlahir dari kemampuan perusahaan dalam memegang janji komitmen atau dalam
menunjukkan kinerja yang baik. Apabila perusahaan dapat mencapai kedua sasaran
diatas maka secara otomatis para pelanggan akan menaruh kepercayaan kepada
perusahaan dalam aktifitas transaksi bisnisnya.
Peranan
korespondensi sangatlah penting untuk dapat menunjang mewujudkan tercapainya
ketiga sasaran tersebut yaitu tercapainya : citra, reputasi dan kepercayaan dari
mitra bisnis perusahaan.
G.
PESAN – PESAN
BISNIS
Setelah
meperoleh gambaran mengenai berbagai macam bentuk saluran komunikasi baik yang
bersifat formal maupun informal, maka langkah berikutnya melakukan perencanaan
pesan pesan bisnis, mencakup pesan – pesan yang disampaikan secara tertulis (
macam – macam surat) dan pesan – pesan yang disampaikan secara
lisan.
Dalam suatu
pesan – pesan bisnis yang diorganisasikan dengan baik, semua informasi penting
dan maksud/tujuan penulisan pesan – pesan bisnis dinyatakan secara jelas. Di
samping itu, ide - ide juga disajikan secara logis. Organisasi yang baik adalah
penting karena hal itu membuat pesan – pesan yang disampaikan menjadi lebih
efektif dan memudahkan atau menyederhanakan pekerjaan komunikator.
Revisi merupakan
langkah terakhir dalam mengembangkan pesan – pesan bisnis secara efektif. Masing
– masing pesan bisnis tersebut perlu di edit baik menyangkut masalah isi dan
pengorganisasiannya, gaya penyampaiannya dan format penulisannya.
Gaya penulisan
yang efektif dimulai dengan pemilihan kata yang tepat. Dalam memilih kata perlu
diperhatikan antara lain pemilihan kata yang sudah familiar secara umum,
singkat, dan hindarkan kata yang bermakna ganda.
Penulisan pesan
– pesan bisnis yang paling efektif akan mencakup keseimbangan pemilihan terhadap
ketiga jenis kalimat yaitu kalimat sederhana, majemuk, dan kompleks. Kalimat –
kalimat yang singkat dan menggunakan kalimat aktif akan mempermudah audiens Anda
dalam memahami maksud dan tujuan suatu pesan bisnis.
KESIMPULAN
Ilmu
korespondensi memiliki peran vital dalam kelancaran suatu bisnis.
Dengan ilmu korespondensi yang memadai akan menjamin proses surat-menyurat secara lancar sehingga perkembangan bisnis dapat melaju cepat dan siap meraup profit secara maksimal.
Dengan ilmu korespondensi yang memadai akan menjamin proses surat-menyurat secara lancar sehingga perkembangan bisnis dapat melaju cepat dan siap meraup profit secara maksimal.
Korespondensi
bisnis masa kini diimplementasikan dalam bentuk pembuatan surat-surat
menggunakan teknologi informasi. Microsoft Word 2010 merupakan senjata yang
paling ideal untuk menyusun surat-surat bisnis secara praktis dan
efisien.
Dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari sebuah perusahaan tidak akan terlepas dari
kegiatan surat menyurat. Bahkan boleh dikatakan bahwa kegiatan surat menyurat
ini adalah merupakan urat nadi dari suatu perusahaan. Dari arus keluar masuk
surat ini kita bisa mengukur frekuensi dan intensitas komunikasi yang
berlangsung di suatu perusahaan.
Pengorganisasian
suatu pesan memerlukan pengelompokan ide – ide secara tepat. Ada dua pendekatan
organisasional yang cukup mendasar, yaitu pendekatan langsung dan tak langsung.
Dengan pendekatan langsung, ide pokok ditempatkan pada bagian terdahulu kemudian
baru diikuti bukti – bukti pendukungnya, sedangkan pendekatan tak langsung,
bukti – bukti pendukung ditempatkan terdahulu, kemudian diikuti dengan ide
pokoknya.
Pendekatan
langsung sangat baik diterapkan bagi pesan- pesan yang akan disampaikan.
Sementara itu, pendekatan tidak langsung adalah tepat untuk orang – orang yang
bersikap skeptis atau tidak senang terhadap pesan – pesan yang akan
disampaikan.
Sumber :
http://epthealwayz.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar