A.
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah
proses penyampaian Informasi dari satu pihak kepada pihak lain. Melihat dari
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pihak yang berkomunikasi dapat berupa
perseorangan, kelompok atau gabungan di antara keduanya. Secara skematis proses
komunikasi dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:
Communicator ----------- Message -------------Sign -------------- Communicant
Feed Back
Keterangan :
1.
Communicator
Adalah pihak yang memberikan pesan.
Komunicator dapat berupa perorangan atau kelompok. Kepentingan Communicator
dalam proses komunikasi adalah menyampaikan pesan kepada Communicant. Pihak ini
yang mentukan “ Bahasa” apa yang digunakan dalam proses komunikasi.
2.
Message
Adalah pesan, opini, atau fakta yang
ingin disampaikan. Semakin kompleks permasalahan yang ingin disampaikan, semakin
harus diperhatikan bahasa yang digunakan. Seorang Communicator yang baik akan
merumuskan message sesedarhana mungkin sebelum melekukan proses
komunikasi.
3.
Sign
Adalah “bahasa” atau media yang
digunakan dalam proses komunikasi.
Dibagi menjadi 3 macam, yaitu lisan, tulisan, dan isyarat. Masing-masing
jenis komunikasi ini mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri.
4.
Communicant
Adalah pihak yang menerima pesan. Seorang
Communicator yang baik akan memperhatikan betul kemampuan, budaya, status
sosial, latar belakang pendidikan, usia, dan sebagainya dari pihak ini sebelum
melakukan proses komunikasi. Pemahaman dari pihak penerima pesan akan menentukan
pemilihan “bahasa” yang tepat.
5.
Feed
Back
Adalah umpan balik dari penerima
pesan (communicant) terhadap proses komunikasi yang telah dilakukan. Umpan balik
inilah yang digunakan oleh pihak pemberi pesan sejauh mana keberhasilan proses
komunikasi. Seorang Communicator yang baik akan selalu mengupayakan umpan balik
untuk meyakinkan keberhasilan komunikasi. Umpan balik dapat dilakukan secara
langsung atau secara tidak langsung. Secara langsung dilakukan dengan cara
langsung menanyakan kepada pihak penerima leh pemberi pesan, sementara cara tidak langsung bisa
menggunakan orang lain untuk mengetahui keberhasilan proses komunikasi yang
telah dilakukan.
Seperti telah diungkap pada
proses komunikasi, cara komunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat. Secara
lebih rincike 3 ara komunikasi tersebut dapat dilihat pada uraian berikut
ini:
1.
Komunikasi
Lisan
Adalah komunikasi yang dilakukan
dengan cara lisan atau verbal. Komunikasi jenis ini peling banyak digunakan
karena sangat mudah pelaksanaannya. Komunikasi ini tepat dipergunakan untuk.
Mengkomunikasikan masalah yang sederhana, sementara untuk masalah yang bersifat
kompleks kurang tepat digunakan.
Kelebihan
|
Kelemahan
|
·
Cepat dilakukan,
|
·
Tingkat ketelitian lemah,
|
·
Dapat langsung tanpa alat bantu,
|
·
Sulit dibuktikan,
|
·
Dapat melihat ekspresi lawan bicara,
|
·
Persiapan sangat kurang.
|
·
Dapat diperbaiki langsung bila membuat
kesalahan.
|
2.
Komunikasi
Tulisan
Adalah komunikasi yang dilakukan
dengan media tulisan. Komunikasi ini timbul karena perkembangan peradaban
manusia sehigga komunikasi lisan saja dianggap tidak cukup. Komunikasi tertulis
tepat untuk mengomunikasikan hal-hal yang bersifat kompleks, jangka waktu
penggunaan komunikasi lama, dan menyangkut banyak orang. Kelebihan dan kelemahan
jenis komunikasi ini diantaranya adalah.
Kelebihan
|
Kelemahan
|
·
Pembuktian mudah dilakukan
|
·
Memerlukan alat bantu
|
·
Dapat dibaca kembali bila belum jelas,
|
·
Memerlukan kemempuan berbahasa tulis yang
cukup,
|
·
Dapat dipersiapkan dengan matang.
|
·
Memerlukan waktu banyak dalam pelaksaan dan menilai umpan
balik.
|
3.
Komunikasi
Isyarat
Adalah komunikasi yang dilakukan
dengan kode-kode tertentu baik berupa gerakan maupun kode lain yang disepakati
oleh kedua belah pihak. Jenis komunikasi dilakukan untuk menjaga kerahasiaan
informasi atau kerana ketidakmampuan kedua belah pihak berkomuikasi baik secara
lisan maupun tertulis. Secara umum kelebihan dan kelemahan jenis komunikasi ini
diantaranya.
Kelebihan
|
Kelemahan
|
·
Kerahasiaan lebih terjaga karena hanya diketahui oleh
pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
|
·
Pembuktiannya lemah, menimbulkan salah asumsi terhadap kode
yang diberikan.
|
B.
Pengerrtian
Korespondensi
Korespondensi
berasal dari bahassa inggris yaitu Correspondence, yang berarti surat menyurat.
Dilihat dari difinisi tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa korespondensi
adalah komunikasi yang dilakukan dengan cara surat menyurat, atau lebih
sederhana dapat dikatakan komunikasi yang dilakukan dengan surat.
Karena dilakukan
dengan media tersebut, maka dapat dipastikan kedua belah pihak yang saling
bekomunikasi tidak berhadapan secara langsung. Permasalahan utama dan klasik
timbul karena budaya tulis kita kalah dibandingkan dengan budaya bicara dan
dengar, sementara untuk jenis komunikasi ini sangat diperlukan. Untuk
meningkatkan budaya tulis dan baca, maka praktik membaca dan menulis harus
ditingkatkan, Kemampuan baca dapat ditingkatkan dengan membaca apa saja
referensi yang dianggap mendukung seperti surat kabar, novel, buku, dan
sejenisnya. Sementara kemampuan tulis dapat ditingkatkan dengan melatih tulis
dan akan lebih mudah dengan menulis hal-hal yang sederhana misalnya buku
harian.
C.
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam
Korespondensi
1.
Pihak Pemberi Pesan
Pemahaman pada pihak pemberi pesan
lebih diperhatikan pada bahasa tulis yang digunakan. Untuk diperlukan pemahaman
mengenalbahasa tulis yang baik secara umum bahasa tulis yang baik yaitu:
·
Jelas
Pengertian jelas di sini adalah
jelas mengenai maksud penulisan surat maupun jelas pada penulisannya, jika
penulis menulis surat dengan tulisan tangan, maupun tata bahasa yang digunakan,
untuk mencapai maksud ini seorang Penulis surat harus memikirkan topik
permasalahan secara matang dan mengumpulkan data pendukung, bila permasalahan
pada tulisan tanganya, maka seorang penulis harus mengupayakan bentuk tulisannya
agar mudah dibaca, sementara agar tata bahasa yang digunakan tepat Peulis harus
mempelajari kaidah Tata Bahasa Indonesia serta rajin membaca dan menulis
sehingga kemampuannya semakin meningkat.
·
Singkat
Pengertian singkat di sini adalah
langsung pada pokok permasalahan tanpa melupakan kaidah sopan-santun dalam
menulis surat. Permasalah yang sering timbul pada diri kita sebagai Bangsa Timur
adalah kaidah sopan-santun terlalu panjang dibandingkan dengan materi
pembicaraan itu sendiri.
·
Menggunakan bahasa
yang umum
Bahasa yang umum di sini berarti
bahasa yang biasanya digunakan. Memang betul, bahasa yang digunakan dapat
menunjukkna citra atau image si
Pembuat surat, tetapi bila maksud yang di tuju tidak sampai proses komunikasi
tidak berhasil seperti diharapkan. Sehingga sebelum menggunakan bahasa asing
atau bahasa daerah, Penulis surat harus berpikir, umumkah bahasa tersebut
digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi pembaca? Hal ke dua yang
harus diperhatikan adalah kebenaran dan istilah tersebut, karena jangan sampai
usaha untuk meningkatkan citra justru berakibat sebaliknya sebagai penghancur
citra karena kesalahan tulis atau istilah bahasa yang digunakan.
·
Menggunakan standar
penulisan yang umum
Yang dimaksud dengan standar
penulisan yang umum bukan berarti standar penulisan baku seperti dalam tata
bahasa baku Bahasa Indonesia, tetapi dengan melihat obyek surat tersebut
ditujukan. Bila surat tersebut ditujukan kepada sahabat, keluarga, atau rekan
akrab di mana sudah dipahami kebiasaan, tingkah laku, budaya, dan sebagainya
justru penggunaan bahasa baku iti akan mengurangi kadar keakraban. Bahasa baku
tepat digunakan untuk komunikasi tertulis formal seperti surat dalam hubungan
kerja, relasi pengajaran, dan sebagainya.
2.
Pihak yang Diberi Pesan
(Communicant)
Pemahaman pada pihak penerima pesan
sangat penting karena pihak itulah pesan akan disampaikan. Pemahaman pihakn ini
dilakukan dengan melihat latar belakang sosial, pendidikan, budaya, kebiasaan,
tingkat sosial dalam kelompoknya dan sebagainya. Diketahuinya latar belakang
penerima pesan dapat digunakan sebagai pertimbangan penting untuk menentukan
bahasa surat yang digunakan. Bahasa “tinggi” hanya akan menimbulkan kesia-siaan,
jika tidak dipahami oleh penerima surat.
D.
EVALUASI PROSES
KORESPONDENSI
Evaluasi dalam
proses korespondensi adalah upaya untuk melihat efektivitas atau tercapai
tidaknya komunikasi tersebut setelah dijalankan. Evaluasi perlu selalu dilakukan
untuk melihat hasil dari kegiatan ynag telah kita kerjakan bukan hanya pada
proses komunikasi, tetapi seharusnya untuk setiap kegiatan. Tujuan utama dari
hal ini adalah sebagai sarana mawas diri agar kegiatan sam dilakukanpada masa
yang akan datang lebih baik daripada yang telah
dilakukan sebelumnya.
Evaluasi proses
korespondensi dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1.
Memikirkan kembali surat yang telah dikirimkan apakah telah
sesuai dengan tujuan semula atu belum sesuai.
2.
Meminta umpan balik / feed back dan penerima pesan baik
secara langsung, maupun tidak langsung. Hal paling mmudah untuk melakukan hal
ini adalah dengan menilai balasan dari penerima surat. Bila tanggapan sesuai
harapan, maka kegiatan korespondensi dapat disebut berhasil, sementara bila
masih banyak ditanyakan substansi dari surat tersebut, menandakan ada hal yang
belum tepat dan surat yang kita kirimkan. Identifikasi ketidak tepatan tersebut
harus cepat dilakukan sebelum mengganggu proses komunikasi berikutnya.
3.
Belajar dari kesalahan-kesalahan yang dibuat. Pepatah Barat
mengatakan The experiennces is the best teacher atau pengalaman adalah guru
terbaik. Idetifikasi kesalahan-kesalahan yang telah dibuat jangan mengulang
kembali kesalahan-kesalahan tersebut karena hanya orang bodohlah yang mengulangi
kesalahan untuk yang ke dua kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar